Ingat 4 amalan: Fikir, Dzikir, Syukur dan Sabar

Wednesday 29 June 2016

KUALITAS MORAL

Manusia dinamai makhluk moral, karena setiap saat ia selalu dihadapkan pada pilihan baik dan buruk.

Berbeda dengan malaikat, manusia tidak menjadi baik dan bermoral dengan sendirinya.

Kualitas moral dan keluhuran budi pekerti (akhlaq al-karimah), menurut filosof akhlak Ibn Maskawaih, merupakan produk atau buah dari usaha dan ikhtiar manusia sepanjang hayatnya.

Karena itu, setiap orang perlu mengasah, mengasuh, dan mengembangkan potensi serta kekuatan moralitasnya (moral power) secara konsisten.

Lantas, apa kekuatan moral itu ?
Bagi al-Ghozali, kekuatan moral adalah kemampuan mengelola dan mengendalikan diri dari kecenderungan2 yang bersifat destruktif.

Jiwa manusia, kata al-Ghozali, memiliki kesempurnaannya sendiri sehingga ia selalu terbuka dengan perubahan dan perbaikan menuju puncak-puncak kemuliaan dan keluhuran budi pekerti.

Dalam bahasa modern, kekuatan moral dipahami sebagai komitmen etis dalam arti keyakinan yang kuat pada kebaikan atau apa yang diyakini sebagai kebaikan, lalu bertindak atas dasar keyakinan itu sehingga seorang bersikap benar dan mulia.

Bertolak dari pandangan ini, maka seorang disebut kuat secara moral manakala ia memiiki kemampuan menyangkut empat hal yaitu :

Pertama,
Memiliki komitmen yang kuat pada kebenaran dan kebaikan.

Kedua,
Mampu mengidentifikasi apa yang baik dan apa yang buruk.

Ketiga,
Mampu melakukan yang baik dan meninggalkan yang buruk.

Keempat,
Mampu memengaruhi orang lain agar berbuat baik (al-amr bi al-ma’uf) dan mencegahnya dari keburukan (al-nahy-u ‘an al-munkar).

0 comments:

Post a Comment

Copyright (c) 2016 Jhon Lennon Allright Reserved. Powered by Blogger.

Kirim Saya Email

Name

Email *

Message *